Kau seribu cerita saat ku membuka jendela
Aku bahagia saat melihatmu lewat dengan
Senyum yang terukir dari wajahmu
Untuk pertama kali
Setelah hujan lebat di hari itu...
Seandainya kau tahu ada senyum yang selalu
Terukir untukmu
Yang ingin aku berikan padamu, hanya padamu
Akan selalu untukmu
Seharusnya kau tahu ada kata yang ingin
Aku ucapkan padamu
Tetapi aku tidak pernah tau kapan dan bagaimana
Aku hanya membiarkan waktu terus berlalu
Dan tak kuasa untuk menghentikannya
Hingga kau pun ikut berlalu
Begitu cepat bagai angin yang menerbang debu.
Aku bukan pelukis
Yang dapat mengungkapkan perasaan di sebuah kanvas
Yang disana aku akan tumpahkan dengan tinta
Yang menggores namamu
Kita memang tidak harus memiliki
Tetapa mengapa aku harus menyiksa diri
Bersandiwara seolah tidak ada apa-apa
Aku hanya menangis oleh mimpi dan sepi
Seandainya kau melihat disini
Aku mohon lihatlah aku
Lihatlah aku dan kemarilah
Tersenyumlah untukku
Maka aku akan memberikan senyuman itu untukmu
Dan aku akan berkata jangan tutup cerita kita
Jangan kau biarkan hanya menjadi selembar nostalgia
Inilah cerita kita
Yang mungkin sudah berakhir
Biarkanlah terus abadi
Senyuman dan lirikan hangatmu di hari itu
Kan terus abadi sepanjang hidupku
Karya : Maharani Sylvia Rindawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar